- Back to Home »
- #Mantan »
- Aku Yang Dikalahkan Mantanmu.
Posted by : Unknown
Jumat, 23 November 2012
Pahit ku rasa, getir terasa saat ku tahu kamu kembali padanya disaat kita terbalut kasih. Kamu enyahkan aku seakan aku tak pernah ada dalam hidupmu, semudah itukah kamu lupakan aku? Aku yang menyelamatkanmu dari kejatuhan karenanya, namun kini ironi, kau justru kembali padanya. Perih…
Semua berawal saat kita naik kelas ditahun ajaran baru, kita adalah teman baru, dikelas baru. Kelas XI IPS 2, disana kita sekarang. Saat itu aku tahu kamu memang sudah punya kekasih, kamu memanggilnya lebah (the bee), kamu sendiri madu (honey), aku pun tidak ada perasaan sama sekali padamu, aku hanya teman barumu dan ketua kelas barumu, sehingga tak ada keinginan untuk merusak hubunganmu.
Waktu berjalan, hari bertukar, perasaan dihatiku mulai tumbuh, bagaimana tidak, kamu adalah sosok wanita sempurna dimataku, mandiri, pekerja keras, rajin, pintar, dan low profile, dan tentu cantik ditambah manisnya senyummu, namun aku belum mau beranjak lebih jauh, karena kamu masih punya kekasih, si tawon itu.
Aku seorang True Blue, pendukung setia Chelsea FC, semangatku menggelora saat ku tahu tawon-mu itu adalah seorang Manchunian, supporter klub yang menjegal Chelsea mendapat Juara Liga Champions dimusim 2007-2008, iya si Setan Merah Manchester United. aku ingat saat 2 tahun lalu, Man United mengalahkan Chelsea difinal Liga Champions lewat adu penalty diRoma. dan ditahun yang sama itulah kamu jadian dengannya, saat aku belum tahu siapa dirimu, karena kita masih SMP dan berbeda pula.
Namun kini, SMA kelas 2, aku sudah mengenalmu, kita semakin dekat, walaupun kamu masih punya si tawon itu. Twitter, pertama kali kamu follow aku, kita jadi sering berbalas mention, bercanda dan kita juga mulai bertukar senyum didunia nyata, walau masih sebatas teman. Aku juga sering melihatmu berbalas mention dengan tawon-mu, tapi aku tak cemburu, aku sadar dia pacarmu, dan mengenalmu lebih dulu.
Hingga suatu hari kamu terlibat konflik dengan tawon-mu entah karena apa, kurasa orang ketiga dari pihak tawon kesayanganmu itu, kamu break tapi tak putus, sebenarnya aku harap kau putus, lagipula aku tak tahu dan tak mengerti apa bedanya putus dan break. Hingga tiba saatnya kau mulai lelah, bersua di Twitter, suatu malam menjelang pagi, kau menulis “SINGLE”, hatiku bahagia, aku mulai menanyakan statusmu apa itu benar, dan ternyata iya. Aku seperti baru melihat oase sepi ditengah tandus sendiri.
Tapi kesendirianmu, membuatku bersaing dengan temanku sendiri untuk mendapatkanmu, setelah tawon Man United-mu itu pergi. Entah apa yang mempengaruhi pikiran temanku, ia memilih mundur dan tidak bersaing lagi, sepertinya ia melihat kita semakin dekat dan peluangnya menipis.
Suatu pagi, ditengah semester ini, jelang ulang tahunku. Kamu ternyata mulai menumbuhkan benih cintaku dihatimu, kita saling suka, gombal-gombalan, indahnya dunia saat itu, walaupun dalam suasana UTS. Kita ulang tahun dibulan yang sama, hanya berselang tiga hari, diriku semakin dekat denganmu, istilahnya TTM-an, dan kamu dan aku adalah gebetan.
Di ulang tahunku, tepat Maulid Nabi Muhammad, aku bahagia, mulai memberi sinyal, senyummu itu memacu degup jantungku, mengalir dalam desir darahku, kamu buat aku terbang dengan sayap cintamu. Dua minggu kemudian, ulang tahunmu, aku jadi orang pertama yang mengucapkannya padamu, aku rela bangun tengah malam, ketika hari tepat berganti, bahagia diriku, saat kamu mengapresiasikannya dengan cinta. Sejak hari itu kita semakin terbalut dengan cinta.
Akhirnya kuputuskan, aku menyatakan cinta padamu, kamu menerimaku, sungguh itu hal paling indah dalam hidupku, memilikimu. Tapi setelah memilikimu, aku bingung, aku takut tak bisa membahagiakanmu, karena aku hanya seorang proletar, sementara kamu terbiasa dengan mantan tawon-mu yang borjuis, akhirnya kita memutuskan kembali berteman, tapi dengan semua perasaan yang masih menggelora, aku masih jadi gebetanmu.
Aku masih dekat, sangat dekat pesan-pesanmu di SMS dan DM masih mesra, tapi tidak BBM, karena aku tak punya BlackBerry, kamu support aku saat aku ingin perform band, main futsal, dan semua aktivitasku, bahkan kamu mulai menyukai Raditya Dika, penulis favoritku dan seorang humoris kebanggaanku. Aku mulai mengajakmu kencan, mungkin karena pribadiku yang cenderung menjaga wibawa dan kharisma, kita sedikit sekali berbicara, namun ternyata itulah terakhir kita bermesraan, setelah itu kamu menghilang tanpa kabar, pesanmu yang tadinya mesra menjadi dingin, kehilangan kehangatannya, aku mulai curiga, kecurigaanku berubah menjadi kecemasan, dan kecemburuan, karena saat itu banyak laki-laki yang mulai mendekatimu, termasuk mantan tawon-mu yang ingin kembali.
Akhirnya aku mulai ingin tahu apa yang tersembunyi dibalik senyum manismu itu dan dilubuk hatimu, kita berjanji untuk saling buka, dan tepat pada perayaan 68 tahun D-Day, pendaratan tentara Sekutu di Normandia dan juga tepat pada hari ulang tahun proklamator kita, Soekarno. Aku bilang aku masih sayang padamu, aku ingin kita kembali melanjutkan mengukir kisah kita, namun seketika hatiku berontak, tersentak, ternyata kamu sudah jadian tanpa sepengetahuanku, hancur rasanya, aku mulai bertanya siapa laki-laki itu, kamu menyembunyikannya.
Seiringnya waktu aku tahu, laki-laki itu adalah tawon-mu, ia kembali dengan sejuta nektar mewah nan manis mengisi sarang madu dihatimu, aku kalah dengan tertunduk lesu, galau berhari-hari, bahkan mulai menghardik Tuhan. Kamu yang dulu pernah bilang kalau tak akan jatuh pada lubang yang sama kini kembali ke lubang yang sama, meninggalkan lentera yang kuberikan saat aku menyelamatkanmu dari kejatuhanmu dalam gelap, aku hanya bisa menyesal, menyesal kenapa aku begitu bodoh. Kini kamu kembali merajut kasih dengannya, membangun sarang madu dengan cinta dari tawon-mu yang lama, aku hanya bisa berdo’a agar ini kebahagiaan untukmu, tersenyum sembari berkata “aku turut berbahagia untukmu”, yang sebenarnya dalam hatiku remuk dan harapku hancur, semoga suatu hari nanti tawon-mu itu akan menyengatmu lagi, dan kamu akan kembali padaku dengan sejuta sesal dalam hatimu. Aku, mungkin telah kamu kubur, kamu buang, kamu pendam, kamu enyahkan, namun cintaku akan menunggu untuk itu. Kenapa Chelsea selalu kalah dari United? Dan kini aku, adalah gebetanmu yang telah dikalahkan oleh mantanmu..