- Back to Home »
- Catatan 05 Oktober 2025
Pukul 03.15.
Mataku masih enggan terpejam. Mungkin karena terlalu banyak kafein yang kuminum hari ini, membuat kantuk terasa jauh sekali. Tubuhku juga mulai merasa dingin, seolah udara malam perlahan menyusup ke dalam kulit.
Di antara keheningan, suara nyamuk berdengung tanpa henti—kecil, tapi cukup untuk membuat kepala terasa penuh. Aku mencoba menutup mata, berharap bisa tertidur. Tapi bukannya tenang, pikiranku justru berkelana ke mana-mana. Hal-hal kecil yang tak penting mendadak terasa besar, dan kesunyian malam jadi terasa semakin panjang.
Entah kenapa, malam seperti ini selalu membuatku terlalu sadar akan segalanya. Bunyi kipas yang berputar pelan, detak jam di dinding, bahkan suara napasku sendiri terasa begitu jelas. Ada sesuatu yang sunyi, tapi juga hidup di dalamnya.
Aku mencoba tidak memikirkan apa pun, tapi pikiran justru terus mencari hal untuk dipikirkan. Tentang hari yang baru lewat, tentang hal-hal kecil yang belum sempat kuselesaikan, dan tentang orang-orang yang tiba-tiba muncul dalam ingatan.
Di antara semua itu, aku hanya ingin tidur—sekadar melepaskan diri dari tumpukan pikiran yang tak mau berhenti. Tapi entah mengapa, malam seakan tak ingin beranjak. Ia duduk diam di sisi tempat tidur, menatapku dalam diam, seolah menunggu sesuatu.